Kartini Milenial
8:18 PM
Assalaamu’alaikum wr wb
“Ibu kita Kartini, putri sejati. Putri Indonesia, harum namanya.”
Ada yang ingat penggalan lagu diatas ? Sering banget kita
nyanyikan dan dengar saat kecil bahkan sampai saat ini, khususnya setiap
tanggal 21 April .
Di balik seorang laki-laki hebat ada peran wanita yang hebat.
Begitulah wanita yang mampu menggoncang dunia dengan tangannya tanpa melupakan
kodratnya.
Ibnu Taimiyah berkata, “Kebahagiaan dan kesejahteraan wanita dalam
agama dan dunianya adalah hemat, sederhana, dan seimbang.” Sebagaimana tokoh
wanita masa lalu yang jasadnya telah di makan zaman namun namanya tetap
mengabdi di lembaran sejarah. Sosok Kartini yang dikenal dalam rangka menggugah
para wanita zaman ini untuk mampu berbuat lebih, tak hanya terkukung oleh doktrin
turun temurun leluhur bahwa “wanita tidak usah sekolah tinggi-tinggi, toh
baliknya ke dapur lagi”. Namun saya sangat menyayangkan jika pemahaman tentang
perjuangan hak wanita ini mulai keluar batas aturan, karena terlalu silau
dengan budaya ke Barat-baratan hingga melupakan kodratnya.
Ada hal yang paling sederhana yang bisa kita maknai dari sosok
Kartini, yaitu bagaimana kita bisa menjadi sosok wanita yang hebat dan
membanggakan dalam keluarga, baik itu sebagai
seorang anak, istri atau ibu. Jangan sampai kita hebat di dunia kita sendiri,
hebat, berhasil di bidang karir, bisnis, mempunyai jabatan penting di
perusahaan, di kenal banyak orang. Tetapi di dalam keluarga jauh dari
keberhasilan. Karir, bisnis, jabatan jika gagal dengan mudah bisa di perbaiki.
Tetapi menjadi seorang anak yang berbakti kepada orang tua, menjadi Istri yang
taat kepada suami, menjadi Ibu hebat yang mendidik anak-anaknya tidak boleh
gagal. Karena sering kali wanita itu lupa bahwa betapa berharganya dirinya,
lupa begitu banyak keistimewaan pada dirinya.
Lalu bagaimana menjadi Kartini Milenial yang hebat tanpa melupakan
kodrat kita sebagai wanita?
Pertama, Cerdas Agama. Ini yang paling utama karena kita akan menjadi
madrasah/sekolah yang pertama bagi anak-anak kita. Harus pintar, itulah mengapa
seorang wanita harus berpendidikan, karena mendidik anak itu dibutuhkan dari
wanita yang berpendidikan. Mendidik anak yang hebat yang akan menjadi investasi
bagi orang tuanya dan juga bangsa.
Kedua, Cerdas Kesehatan. Di era milenial saat ini yang serba
instan, untuk makan saja kita bisa hanya tinggal pesen dan langsung datang,
atau tinggal beli langsung seduh, angetin dan dilahap. Semua kemudahan itu harus
bisa kita manfaatkan dengan pada tempatnya. Sesekali boleh tapi jangan jadi
kebiasaan yang membuat kita mager alias males gerak. Hehe. Asupan yang bergizi,
dan sehat sangat dibutuhkan oleh wanita aktif zaman now dan juga berolahraga.
Ketiga, Cerdas Informasi. Karena zaman now segala perkembangan
begitu pesat khususnya informasi yang sangat banyak. Kalau dulu kita mencari
informasi, sekarang kita memilah memilih informasi. Memilih informasi yang
benar, tepat dan akurat. Tidak menyebarkan dan tidak membuat hoax. Cerdas dalam
menjadikan informasi sebagai salah satu alat untuk menerima, mendapatkan dan
menyampaikan kebenaran. Apalagi seorang Ibu yang sedang mendidik anaknya, pasti
membutuhkan berbagai informasi untuk mendukung perkembangan anaknya.
Keempat, Cerdas Finansial. Diartikan cerdas finansial disini yaitu
bukan hanya wanita yang bisa menghasilkan uang sendiri saja, tetapi cerdas
finansial disini wanita kudu punya kebiasaan mengatur keuangan dengan baik, dan
sesuai pada tempatnya. Percuma kan bisa menghasilkan uang sendiri tapi boros
dan sia-sia.
Kelima, Cerdas sebagai M.S.I . Master Segala Ilmu. Hehe. Kenapa
diartikan segala ilmu?? Yang sudah menjadi sebagai seorang Ibu pasti tau dan
merasakan gimana sosoknya diperlukan sebagai seorang supporter dan partner suaminya,
sebagai ahli chef yang kudu pinter-pinter agar masakannya bisa dmakan, sebagai
guru buat anak-anaknya, sebagai manajer keuangan agar keuangan rumah tangga
tetep aman, sebagai ahli gizi yang memastikan anggota keluarganya makan dengan
asupan yang bergizi dan sehat, sebagai dokter pertama yang menangani gimana
kalo suami atau anak lagi sakit, dan masih banyak lagi yang pastinya membutuhkan ilmu untuk dapat
menjabatnya.
Intinya, sebagai Kartini Milenial teruslah belajar dan jangan
pernah berhenti. Belajar tidak hanya dari pendidikan formal, banyak hal yang
bisa kita jadikan pembelajaran. Sebagai Kartini Milenial, tetaplah menjadi
wanita yang bangga atas keistimewaan dan berharganya diri kita. Sebagai Kartini
Milenial, tetaplah berkarya dengan karya dan bidang masing-masing, buatlah
sesuatu, dan jadilah yang bermanfaat bagi orang terdekat dan lingkungan.
Sebagai Kartini Milenial tetaplah menjaga kodrat sebagai wanita, tidak
menjadikan kita angkuh diatas lelaki, karena bagaimanapun kita pun harus
berterima kasih pada lelaki, karenanya kita diizinkan dan disupport untuk terus
maju, berkarya dan mengejar impian kita.
Selamat berkarya Kartini Milenial!
Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb
Tangsel, 21 April
2018
0 comments