Back to nature

10:50 PM

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

“Nikmati liburanmu, lupakan sejenak masalahmu. Time for Free”

Yes kata-kata diatas yang saya kutip dari Arif Dahsyat membuat saat waktu itu benar-benar menikmati quality time bersama keluarga. Alhamdulillaah tahun ini saya dan keluarga bisa mudik lagi ke kampung halaman di Linggajati, Kuningan-Jawa Barat, bertemu keluarga besar disana merupakan salah satu kebahagiaan bagi saya.

Hari Sabtu 26 Juli 2014 pukul 06:00, saya dan keluarga berangkat menuju Linggajati yang diawali melalui Tol JORR, Veteran. Kami berangkat ber-6 yaitu mamah, ayah, saya, shelli, dan ditambah uwa (kakak nya mamah) dan Abah dari mamah.

Tol Cikampek


Bukan mudik kalo ga macet! Mendaki gunung lewati lembah *ceritanya nanyi* haha agak lebay sih ini :p karena Pak Polisi bangun bukan Polisi tidur *apaan sih ini* jadi si bapak nya ngatur jalan pemudik yang seharusnya lewat jalur Pantura malah lewat jalur selatan yaitu Subang-Majalengka jadi aja kita muter-muter lewatin hutan karet, pedesaan yang jalannya imut-imut kaya saya. Hari itu sangat puas menikmati perjalanan di mobil, dari terbit matahari sampai terbenam matahari dari mulai puasa sampai buka puasa dari keadaan muka seger sampai muka lelah semuanya di mobil. Ya itulah euforia nya orang mudik yang hanya ada setahun sekali.  But, saya enjoy dan senenggggg hihi :D

Keluarga selfie-macet, Gerbang Tol Cikampek


Sister selfie-macet, Gerbang Tol Cikampek

Selama ±20 jam kami melakukan perjalanan. Jam 02.00 dini hari kami sampai di tujuan. Wusshh brbr langsung disambut dengan angin pedesaan yang sangat merasuk ke tulang serta bunyi jangrik dan tokek yang bersahutan. Alhamdulillaah! Teriak saya dalam hati. Lengkap dengan jaket dan kaus kaki saya merebahkan kaki sejenak untuk meregangkan otot-otot. Kami bermalam di rumah bibi (adik nya ayah), saat itu memang disana jam segitu sudah ada yang membangunkan sahur. Setelah cukup dirasa merebahkan badan, kamipun segera bersantap sahur.

Hembusan angin dan ayam berkokok menandakan pagi sudah tiba. Brbrbr lagi-lagi saya harus beradaptasi dengan suhu dingin disana. Maklum walaupun sering kesana dan udah tau suhu dingin disana tapi tetap saja merasa dinginnya itu dingin bangettt *yaiyalah secara di Tangsel kipas-kipasan mulu hehe* memang karena rumah bibi saya itu lumayan dekat dengan kaki gunung Ciremai (nama gunung di Linggajati)

Gunung Ciremai diambil dari tempat Galeri, Linggajati


******1 syawal******

Tiba dihari Senin, 1 Syawal 1435 H bertepatan tanggal 28 Juli 2014 takbir bersahutan dan berkumandang mengagung-agungkan kebesaran Allah. Hal yang cukup berbeda dibandingkan di kota *mungkin hanya sebagian kota yang juga ada seperti ini* yaitu malam takbirannya sebagian warga dan remaja masjid melakukan pawai obor di sekitar desa yang biasanya mulai dari balai desa. Malam takbiran itu malam senin saya pun mendapatkan pemandangan tersebut, salah satu hal yang membuat saya bisa meneteskan air mata haru karena mendengar gema takbir bersahutan menandakan esok akan tiba hari kemenangan dimana semua orang mukmin merasa seperti kembali fitrah dan suci. Bunyi tabuhan rebana, gendang, obor api membuat suasana saat itu menjadi ramai kebahagiaan dan masyaa Allah inilah yang tidak saya dapatkan di kota.

Pagi hari 1 Syawal kami jalan menuju daerah masjid yang berada di dekat balai desa Linggajati, kami shalat di tanah lapang yang telah disediakan panitia. Sesuai dengan tuntunan sunah Rasulullaah untuk melakukan shalat Idul Fitri dilakukan di tanah lapang. Pemandangan yang sangat indah melihat setiap orang disana bersuka cita menyambut melaksanakan shalat Idul Fitri. Kegiatan yang juga jarang saya temukan di kota, setelah shalat Idul Fitri melakukan tradisi berkunjung ke tetangga-tetangga untuk bersilahturrahiim dan mengucap hari raya Idul Fitri. Walaupun tetangga disana saya ga begitu kenal, tapi kedua orangtua saya kenal hehe jadi saya ikut saja. Karena banyak saudara disana, sudah menjadi suatu kebiasaan kami jalan dari rumah ke rumah untuk berkunjung ke rumah saudara terdekat disana dan itu serombongan :D aaaah masyaa Allah saya seneng banget dan bersyukur masih bisa seperti ini. Terima kasih Allah J

Ada sesi maaf-maafan sesama keluarga, saweran THR *tapi yang dapet saweran yang masih kecil aja, hiks padahal kan saya masih imut-imut haha curhat banget ini*, ada juga sesi foto-foto bersama keluarga besar, foto selfie-tongsis bareng sepupu, bikin video kocak bareng sepupu yang masih kecil-kecil.  Rasanya setiap momen gamau terlewatkan begitu saja, kalo bukan di save melalui foto atau video dimana lagi bisa mengingat setiap momen yang terjadi di setiap kehidupan kita *asek haha*

Saya-Mamah-Ayah-Shelli, Linggajati

Big family *masih belum lengkap*, Linggajati

Abah (orangtua Ayah)-Ayah-Mang Utam (adik bungsu Ayah)

Shelli dan Mamah bersama bibi (adik Ayah) 
plus sepupu yang imut-imut :D

Keesokan harinya, 29 Juli 2014. Mencoba mengakrabkan persaudaraan kami dengan melakukan perjalanan ke daerah Cigugur-Cipari, Kuningan. Daerah tempat wisata ya bisa dibilang seperti waterboom, karena belum selesai semua fasilitas pendukungnya yang katanya mau dibuat seperti dufan. Alhasil saya dan beberapa saudara tidak masuk ke area kolam renang, dan sebagian lagi emang udah niat untuk nyebur. Saya dan saudara lainnya beranjak menuju ke area lain yaitu Mountain Air Lines, area dimana disitu ada pesawat dan fasilitas seperti di bandara. Disana pun dirancang untuk simulasi, jadi seperti di bandara gitu. Kami pun naik ke pesawat, tidak mau melewatkan momen ini langsung bergaya deh hihi.

Tampak dalam pesawat, Kuningan


Tampak luar pesawat, Kuningan


Setelah puas disana, kami pun bergeser sedikit ke daerah Cipari, Kuningan. Sebuah tempat terpencil karena lokasinya masuk ke daerah rumah warga. Tempat itu adalah Museum Batu Purbakala Cipari, dimana museum tersebut menyimpan bebatuan peninggalan zaman terdahulu *lupa abad ke berapanya* ada banyak batu-batu yang tersebar di area museum, ada juga peti batu, dan bebatuan lainnya. Silahkan bisa mengunjungi web Cipari untuk info lebih lengkap.

Tampak dalam taman purbakala, Cipari


Museum Purbakala Cipari, Kuningan

Esok hari 30 Juli 2014. Keluarga besar kami ada kebiasaan kalo lagi kumpul lebaran gini, yaitu liwet-an atau botram ya sejenis ngumpul-ngumpul sambil makan lesehan bareng dan biasanya dengan nasi liwet (nasi yang lembek dan panas). Alhamdulillaah kalo lagi kumpul gini banyak-banyak bersyukur karena masih bisa merasakan indahnya kebersamaan dengan keluarga. Walaupun tidak semua ngumpul karena sebagian ada yang sudah masuk kerja dan sedang di rumah saudara lain, tapi tidak membuat kami yang ada disana saat itu menjadi sepi. Alhamdulillaah Allah masih kasih nikmat pada kami saat itu.

Mamah dan bibi lagi edisi metekin cengkeh dari tangkai nya :D


******edisi balik ke Tangsel******

Tanggal 01 Agust 2014 di hari Jum’at, kami pun melakukan perjalanan pulang ke rumah. Berangkat jam 09:00 pagi, mengawali perjalanan melalui Tol Palimanan-Kanci menuju Jakarta. Hari itu kami banyak melakukan pemberhentian dengan waktu yang cukup lama karena ada shalat Jum’at. Alhamdulillaah kondisi perjalanan yang lebih baik dari berangkat mudik karena perjalanan tidak keterlaluan macetnya hanya saja memang kendaraan pemudik mulai ramai untuk arus balik. Sekitar jam 21:00 malam kami sampai di rumah, karena sebelumnya mampir dulu ke Jakarta Barat untuk mengantarkan Abah (orang tua mamah) dan Uwa (kakak mamah) ke rumahnya. Alhamdulillaah! Ketemu Tangsel lagi, ketemu rutinitas lagi, ketemu kepadatan lagi, ketemu kepenatan lagi, dan ketemu yang biasa lainnya hehe.

Semoga Allah kasih kesempatan dan kemudahan pada saya dan keluarga untuk mudik lagi di tahun depan. Semoga juga Allah kasih kesempatan dan kemudahan yang sama untuk sahabat /pembaca. Aamiin Allaahumma Aamiin...


Tangsel, 03 Agust 2014

You Might Also Like

0 comments

Blogger Perempuan

IHBlogger

Subscribe