Pujian menjadi Ujian
9:43 PM
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
“Sepanjang
saya ngajar di kelas, saya lihat hanya Chintia aja yang low expression. Engga
kaya kamu *nunjuk teman saya* yang ketawanya ngakak terus ha-ha-ha *sambil
mencontohkan gaya ketawa nya* Saya selalu liat Chintia cuma senyum-senyum kecil
*sambil mesem-mesem mencontohkan* tenang, anggun-anggun gimana gitu. Siapa yang
suka ketenangan ngeliat Chintia aja nih *sambil nunjuk ke saya*”
Gitu deh sepenggal perkataan
dosen di sela-sela mengajar nya di kelas siang tadi. Aduh pak, itu ujian!
*sambut saya dalam hati* Ujian karena saya engga segitunya juga yang Bapak
kira. Saya juga seorang wanita biasa yang bisa juga kok berekspresi dengan lepas.
Hehe.. Tapi ya, karena saya orang nya engga bisa untuk seenaknya aja
menyalurkan ekspresi saya dimana-mana mungkin Bapak ngeliatnya saya begini deh
seperti yang Bapak bilang di atas. Okay,
don’t fast judge guys ^_^v
By the way, thank you pak
karena bapak saya jadi dapet inspirasi tema untuk menulis, hihi.
“Ya Allah, Engkau lebih
mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui
keadaan diriku sendiri daripada mereka yang memujiku”.
“Ya Allah, jadikanlah
diriku lebih baik dari yang mereka duga, ampunilah aku terhadap apa yang mereka
tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan sebab perkataan mereka”
(HR. Al-Baihaqi).
Sebenernya kata PUJIAN itu
sendiri kalo P nya di hilangin jadi UJIAN, ‘kan?
Yap, jadi jangan terlalu senang kalo
kita mendapat pujian. Kembalikan aja semuanya ke Allah, Allah yang menciptakan
kita sebaik-baik bentuk (QS.At-Tiin(95):4) dan sebenar-benarnya yang layak di puji
adalah Dia, Tuhan Semesta Alam.
Balik lagi menanggapi
pernyataan di awal. Bagi seorang Introvert, dan itu saya. Pantang dan engga
mudah untuk bisa mengekpresikan segala sesuatu nya dengan orang yang tidak
dekat dan tidak akrab bagi diri introvert, dan itu semua terjadi dengan saya. But, i enjoy this situation.
My Family
Bersama mereka lah saya bisa
mengekpresikan segala hal tanpa harus khawatir mereka meninggalkan saya karena
banyaknya ekpresi yang saya salurkan. Mereka lah yang sangat kenal berbagai
macam ekpresi saya. Mulai dari senyuman, tertawa lepas, sedih, ngambek, bahkan
tangisan saya, dan lainnya.
I
love them so much.
Moga Allah selalu melindungi
saya dan mereka. Mengumpulkan kami tidak hanya di dunia, tapi juga hingga ke
jannah-Nya. Aamiin...
Tangsel,
12 Mei 2014
0 comments