Usia vs Psikologis
11:31 AM
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Kok
bisa, generasi terdahulu nikah Cuma ukuran kematangan fisik?Pas baligh langsung
#nikah. Bagaimana dengan kita?Bisakah?
Itulah
hebatnya generasi terdahulu yang Allah puji sebagai generasi terbaik (3:110)
Kematangan psikologis mereka di atas usia biologis mereka #nikah
Sehingga,
ketika Rasul anjurkan #nikah dengan ukuran kematangan biologis, mereka pada
dasarnya telah matang secara psikologis
Lihatlah
Ali yang berusia 10 tahun sudah siap jadi tameng Rasul saat hendak dibunuh dan
sahabat belia lain yang sudah siap jihad meski muda #nikah
Generasi
terdahuku tercatat mencapai prestasi di usia yang sangat belia dalam banyak
bidang. Bukti kematangan psikologis yang telah mapan #nikah
Bagaimana
dengan kondisi pemuda saat ini? Survey kemendikbud tahun 2011 : usia psikologis
pemuda sekarang kurang lebih setengah dari usia biologisnya #nikah
Itu
artinya jika ada seorang mahasiswa baru lulus kuliah umur 24 tahun, maka
psikologisnya setingkat anak SD #nikah
Maka
janganlah heran kalau ngakunya sudah gede, tapi bahasanya masih bahasa bayi : ‘ciyus’,
‘enelan’, ‘macacih’,dll #nikah
Fisik
mereka tumbuh pesat tapi tidak psikologis mereka. Kira2 apakah dengan kondisi
demikian mereka bisa jalankan amanah saat berumah tangga?#nikah
Wajarlah,
akhirnya banyak yang siap ‘kawin’ tapi tidak siap #nikah. Saat tau banyak
masalah berumah tangga mereka memilih cerai
Padahal
#nikah bukan hanya mengalami bulan madu. Kelak ada bulan racunnya juga. Siapkah
psikologis pasutri menerima kondisi itu?
Jangan
sampai ketika ngambek sama istri, lantas minta mama papanya yang selesaikan. #nikah
So,
maka dari sekarang ukur diri. Jujur! Biologis mungkin sudah siap. Tetapi,
bagaimana dengan psikologis? Setarakah dengan usia biologis? #nikah
-Kultweet @ajobendri “Pantaskah
Aku Menikah” dengan beberapa revisi-
DEG!..JLEB!... Perasaan saya
saat membaca kultweet tersebut. Bagaimana dengan sahabat? Ngerasakah? Hehe..
Jujur saya tertampar sekali saat mencoba merenungi kultweet ini. Bukan soal nikah nya, tapi lebih ke
kematangan biologis dan psikologisnya. Hah.. saya sendiri juga masih belum setara
antara usia biologis dengan psikologis. Astaghfirullaah wa Naudzubillaah...
Anak
muda sekarang waktu disuruh hidup mandiri, dalihnya segudang, “aku kan masih
muda, belum waktunya nyari nafkah.” Tapi giliran dinasehatin orang tua
bilangnya, “aku kan bukan anak kecil lagi.”
Anak
muda sekarang kematangan biologisnya lebih cepat ketimbang kematangan
psikologisnya. Pacaran hayuk, diajak nikah ogah. Mau senengnya, engga mau
komitmen dan tanggung jawab. –Copas Status Ahmad Rifai Rifan-
Hap..Hap..Hap!!! Semoga
kultweet dan status diatas menjadi renungan buat kita semua, tentang bagaimana
meningkatkan kualitas diri dengan belajar untuk menyetarakan usia biologis
dengan psikologis kita.
Engga ada lagi tuh yang usia nya udah 21 tahun tapi ngomongnya ‘enelan’, ‘ciyus’, dan bahasa bayi lainnya, hehe... Hayulah sahabat mencoba untuk menampilkan psikologis kita sesuai dengan usia biologis.
Bicara tentang usia vs
psikologis itu engga cukup hanya cuap sana cuap sini aja, perlu adanya komitmen
dan kesadaran diri kita sendiri. Saya juga lagi belajar, sama-sama kita belajar
menjadi seorang pemuda yang setara antara usia biologis dan psikologis. Selamat
Belajar! ^^
Tangerang Selatan, 09
Feb 2014
0 comments