Lampung
9:09 AM
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
“Perjalanan
akan membawa pelajaran menuju kesyukuran hamba kepada Sang Pencipta.” (CHP,
2015)
Alhamdulillaah lembaran
kisah di 2015 di awali dengan catatan perjalanan saya. Tepat tanggal 01 - 03
Januari 2015 saya dan keluarga mempunyai kesempatan untuk menyinggahi Pulau
Sumatra tepatnya di daerah Lampung. Pagi itu, bersamaan dengan Saudara saya
yang akan pulang ke rumahnya (Lampung) setelah berlibur di Jakarta, kami pun
ikut kesana.
Perjalanan kami di awali
pada Pelabuhan Merak, dimana kami akan menyebrangi dari Pulau Jawa ke Pulau
Sumatra.
Menuju
Pulau Sumatera
Karena singkat, kami hanya 1
hari full disana sedangkan 2 hari hanya habis di perjalanan ckck. But, it’s
enjoy and happy ^_^
Di awali dengan rasa
penasaran kami pada Taman Nasional Way Kambas. Tempat ini lumayan jauh dari
tempat kami yang berada di Lampung Timur, ±1,5 jam perjalanan untuk kesana.
Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) merupakan salah satu Taman Nasional pertama dan tertua di Indonesia.
Taman Nasional ini menempati 1.300 km persegi dari hutan daratan rendah pantai
sekitar Sungai Way Kambas di Pantai Timur Provinsi Lampung. TNWK dikenal dengan
konservasi gajah, karena selain menjadi tempat perlindungan bagi gajah Sumatra,
Taman Nasional ini juga dikenal sebagai tempat latihan mereka.
Taman
Nasional Way Kambas, Lampung
Selanjutnya kami bergegas
mencari daerah yang lebih ‘berkehidupan’ hehe, kenapa lebih ‘berkehidupan’?
karena di tempat yang kami singgahi Lampung Timur ini memang masih jauh dari
kota sehingga masih banyak lahan kosong (hanya kebun), jauh dari pasar jauh
dari toko jauh dari apa-apa yang ada di kota deh pokonya hehe. Perjalanan kami
masih berlanjut ke daerah kota yaitu Kota Metro.
Kota Metro adalah salah satu
kota di provinsi Lampung, berjarak 45 km dari kota Bandar Lampung (Ibu Kota
Provinsi Lampung) merupakan kota terbesar kedua setelah Bandar Lampung. Ada
sebuah bangunan yang sudah menjadi ikon kota yang berpredikat sebagai kota
pendidikan di provinsi paling ujung selatan Pulau Sumatera sejak berpuluh
tahun. Bangunan yang menjadi ikon kota itu adalah Masjid At Taqwa yang persis
berada di pusat Kota Metro, persis bersebelahan dengan alun-alun atau yang oleh
masyarakat disebut sebagai Lapangan Samber yang kini menjadi taman kota. Dan
konon katanya Masjid ini sebagai cagar budaya di kota ini. Masjid ini baru saja
selesai di rehabilitasi seperti akhirnya yang sekarang dilihat di foto ini.
Kota
Metro dan Masjid At Taqwa
Hari semakin sore dan malam,
hari itu kami mengakhiri perjalanan dan kembali ke Lampung Timur untuk
beristirahat karena keesokan harinya kami harus pulang ke Tangsel J
Hari ketiga, pagi itu kami
bersiap-siap menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Cukup jauh perjalanan
menuju kesana yang di tempuh ±2,5 jam.
Sampai di Lampung Selatan
sebelum ke Pelabuhan, ada menara yang berwarna kuning merah yang dari kejauhan
sudah terlihat dan menarik rasa penasaran saya untuk melihat lebih dekat. Untuk
memenuhi rasa penasaran itu, akhirnya singgah sebentar disana untuk sekedar
mengabadikan gambar dan menikmati indahnya panorama alam pelabuhan yang
terlihat dari atas menara tersebut.
Menara
Siger
Keindahan
panorama alam dan laut Bakauheni
Menara itu adalah Menara
Siger. Menara Siger adalah menara yang juga menjadi titik nol Sumatera di
Selatan. Pendirian Menara Siger mengawali pembangunan Jembatan Selat Sunda
(JSS) – Penghubung Bakauheni – Merak. Menara Siger terbangun di atas bukit
sebelah barat Pelabuhan Bakauheni. Bangunan tersebut dilengkapi dengan sarana
informasi mengenai peta wisata seluruh kabupaten/kota se-Lampung. Menara Siger
adalah paduan antara landmark dan pariwisata. Secara fisik, Menara Siger di
bangun dengan memperhatikan ciri khas Lampung, Di sekitar tugu di bangun
ruang-ruang yang menampilkan budaya Lampung serta sarana-prasarana pariwisata.
Sebagai tugu di ujung Pulau Sumatera, Menara Siger dilengkapi dengan tulisan
penanda Titik Nol Pulau Sumatera. Di tempat ini mata kita bisa dimanjakan untuk
melihat Pelabuhan Bakauheni serta keindahan panorama laut dan alam sekitarnya.
Terima kasih Allah atas
nikmat semua ini, Terima kasih Lampung yang menjadi tambahan deretan catatan
perjalanan saya. Walau singkat, tetapi perjalanan selalu membawa pelajaran.
Karena perjalanan menambah khazanah kita sebagai hamba-Nya yang tidak boleh
luput dari bentuk kesyukuran kepadaNya dan tentunya menambah kecintaan seorang
hamba kepada Sang Pencipta Alam Semesta ini.
Menuju
pulau Jawa
Masih banyak daerah-daerah
Nusantara ini yang perlu kita jelajahi dan singgahi yang tidak kalah dengan
keindahan negeri-negeri seberang. Sebagai anak yang terlahir di negeri tercinta
Indonesia, kita patut bangga menjadi warga negara Indonesia yang kaya dan indah
di setiap titik sudut alam nya. Yuk... jelajah, jaga, cintai dan lestarikan
Indonesia #ProudIndonesia
Tangsel, 04 Jan 2015
Late post, 28 Jan
2015
0 comments