About Nikah (part1)

6:44 AM


Bismillaahirrahmaanirrahiim...

“Kamu pernah suka sama orang chin?”

“Kamu nanti mau engga kalo dijodohin gitu?”

“Chin, kapan nikahnya? Aku nunggu banget loh!”

“Kapan chin? Udah semester 6 nih, aku pengen kondangan teman pertama itu ke kamu”

Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang semakin banyak ditujukan ke saya. Sebagai orang yang selalu percaya akan kekuatan do’a, saya meng-aamiin-kan saja setiap orang yang mengajukan pertanyaan atau penyataan hal tersebut ke saya.  Bagi saya itu semua menjadi peluang untuk memohon bantuan do’a dari sang penanya. “Aamiin...Do’akan saja, semoga Allah segerakan” jawab saya.

Menunggu jodoh itu bukan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang justru membuatmu tidak memikirnya. Menunggu jodoh mu itu melakukan aktivitas yang berhubungan langsung dengan hadirnya jodohmu nanti. Baca buku nikah, diskusi tentang nikah, menghitung anggaran nikah, mempersiapkan kebutuhan nikah, mengkondisikan keluarga agar siap menikah. Semakin kau perhatikan, semakin mendekat, semakin kau acuhkan semakin menjauh, mengertilah!  (Arif Dahsyat)

Ya, salah satu nasehat yang menggelitik saya hehe. Bener juga sih, Semakin kau perhatikan, semakin mendekat, semakin kau acuhkan semakin menjauh. Pengingat  bagi siapapun yang masih Allah jaga dalam kesendiriannya (red:single) untuk tidak terlalu sibuk  sehingga melupakan suatu perjalanan hidup yang panjang dan berat ini. Memang banyak pekerjaan umat lainnya yang juga harus kita lakukan, dan itu tidak menjadi alasan untuk kita tidak belajar mempersiapkannya.  Banyak hal yang harus dipersiapkan karena hal ini tidak hanya untuk sehari dua hari tapi untuk selamanya hingga berharap berakhir di jannahNya.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS.30:21)

Banyak meminta keinginan, kadang kita sendiri lupa apa yang seharusnya kita persiapkan untuk menuju perjanjian berat itu (mitsaqan ghalizah). Saya juga masih harus banyak belajar, yang utama yaitu mempersiapkan dan memantaskan diri . “Sudah siapkah saya?”

Semua punya caranya masing-masing dalam mepersiapkan dan memantaskan dirinya menuju ke arah sana. Asal yang terpenting selalu dengan cara yang Allah suka. Dan saling mendo’akan satu sama lain untuk Allah pantaskan diri ini diamanahkan menjadi seorang suami/istri dan bapak/ibu.

Semua ini untuk pengingat bagi saya sendiri, dan berharap untuk pembaca lainnya. Yang membaca jauh lebih pintar dan hebat dari yang menulis.

(to be continue)



Tangsel, 23 Apr 2014

You Might Also Like

1 comments

  1. saai ini teman seperjuangan saat sd smp sma bnyk yg sudah menikah,,,
    pertanyaan akan segera menyusul kapan nih?
    udah ada ajah,,,,
    cuma belum menjadi tekanan si,,,,,
    masih menikmati ajah yg penting persiapan diri, mental, dan materi pastinya karna nikah hari gini ngga ada yg murah booo :D

    ReplyDelete

Blogger Perempuan

IHBlogger

Subscribe