Edisi (masih) Lebaran : Balada Pulang Kampung

5:11 PM


Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillaah tahun ini bisa mudik lagi ke kampung halamannya orang tua, yaitu ke Kuningan, Jawa Barat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dan keluarga mudik bersama abah (ayah nya mamah) dan uwa (kakaknya mamah) dan always berangkat dari rumah ba’da shubuh.


Berbeda dari tahun sebelumnya, pemudik yang akan menggunakan transportasi darat ke daerah jawa barat, tengah, dan timur, tahun ini menggunakan tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang tahun sebelumnya pemudik melewati jalan Pantura (Pantai Utara). Hampir 250km-an sepanjang jalan tol dari rumah saya ke kuningan. Jalan tol yang baru ini membuat harus ekstra sabar dan kuat bagi yang menyupir sebab seringkali merasa ngantuk dikarenakan begitu panjangnya jalanan tol Cipali, apalagi belum begitu sempurna fasilitas dan kenyamanan dalam tol ini seperti belum banyaknya lampu, rambu-rambu, dan rest area yang belum bersih dan nyaman.  



±18jam perjalanan, akhirnya sampe juga di Linggajati, Kuningan. Hemm... lumayan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya sih, dari segi waktu cukup lebih cepet dari perjalanan mudik tahun lalu. Biasanya perjalanan lebih dari 20 jam. Hanya aja sekarang di tol nya yang lebih padet. Sensasi mudik emang terasa saat macetnya itu. Kalo engga macet malah heran, ini mudik apa bukan? Hehe... Itulah salah satu tradisi muslim Indonesia menjelang lebaran. Tol, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara menjadi kondisi ‘Jakarta’ sementara.

Menikmati suasana asri, kasep (red:cakep), dan indahnya penampakan Gunung Ciremai dari rumah, menjadi salah satu pandangan setiap hari disana. Yaa Allah... alam ciptaanMu aja udah seindah ini, apalagi syurgaMu? :’)

Desa Cipaku, Kaki Gunung Ciremai, Kuningan

Setiap tahunnya alhamdulillaah saya dan keluarga merayakan malam takbiran bersama keluarga besar di Linggajati, Kuningan. Malam takbiran inilah yang menjadi salah satu moment bagi saya yang membuat terharu bahagia dan lagi-lagi selalu mengucap rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan olehNya.

Tradisi malam takbiran disana adalah pawai obor, yang dimulai dari balai desa sampe ke rumah-rumah masyarakat. Pawai obor ini selalu ditunggu-tunggu bagi masyarakat disana khususnya anak-anak kecil yang tertawa riang menyambut dan menikmati pawai obor tersebut, termasuk sepupu dan keponakan saya yang masih imut-imut kaya teteh dan ateu’ nya ini hehe :p

***1 Syawwal 1436 H / 17 Juli 2015***
Hari bahagia bagi seluruh umat muslim yang benar-benar merayakan kemenangan sekaligus kesedihan karena harus berpisah dengan Ramadhan. Semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin! 

Tradisi kedua disana setelah sholat ied dan makan ketupat adalah jalan keliling mengunjungi satu persatu rumah. Walaupun hanya sekedar salam-salaman atau mencicipi kue-kue lebaran dan adapula bagi-bagi angpao (red:THR) *da aku mah udah engga dapet :D* semoga tahun depan udah bisa menjadi bagian yang membagi-bagikan angpao. Aamiin!

Seperti biasa engga lupa untuk ootd lebaran hehe. Kalo kata sepupu mah, “ih teteh demam selfie mau jadi model ya?” haha si dede sepupu ada-ada aja komentarnya :D




Salah satu untuk mendekatkan hubungan itu seringnya pergi bersama, bener kan? Soalnya saya engga lagi menjalin hubungan nih *eh pliss jangan baper chin!haha* maksudnya untuk mendekatkan dan mengakrabkan sesama sodara, gitu.

Kota Cirebon menjadi pilihan liburan sekeluarga, walaupun tidak semua keluarga yang ikut. 


Penampakan beberapa Goa di Gua Sunyaragi, Cirebon


    

Bumi Perkemahan Cibeureum, Kuningan


Hampir seminggu disana membuat pikiran dan hati kembali fresh untuk melakukan aktivitas normal lagi di kota Tangsel dan Jakarta. Desa Linggajati membuat saya belajar bertafakur dan terus mengucap rasa syukur kepada Allah atas sebagian keindahan alamNya yang Dia tunjukkan kepada saya di kota Kuningan ini. Masih banyak keindahan-keindahan alam di bagian daerah lainnya yang belum saya nikmati. Semoga Allah beri saya kesehatan dan rezeki untuk bisa menikmati keindahan alamNya yang terbentang luas di seluruh penjuru bumi ini.




Terima kasih Allah.... Terima kasih Ayah dan Mamah, karena mereka saya menjadi bagian dari anak keturunan suku sunda dan saya bangga karena ini semua bagian dari negeri tercinta Indonesia :’)

Tangsel, 31 Juli 2015

You Might Also Like

2 comments

Blogger Perempuan

IHBlogger

Subscribe