Bismilaaahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillaah, dapet kesempatan buat nulis lagi, fuiiih... setelah lama tidak menyetuh word untuk nulis gara-gara banyak nya yang mesti diselesaikan rgrgrh...

Oke, mau nulis lagi tentang apa yang pengen diungkapin soal ‘perasaan’ *hahaa asek*

“iih kamu, baca2 nya tentang gituan mulu (red:ilmu nikah) kamu mau nikah yaa, cieee”

“heh?lah emang kamu sendiri gamau nikah?hah?”

Yaa itulah segelintir pertanyaan-pertanyaan yang sering aku dengar dari mereka-mereka. Dan masih banyak lagiiii, wwwuuw!tak ku hiraukan!

Ada lagi :

“ciee, udah siap yah?status nya tentang ‘itu’ terus, apa lagi galau?”

Aiihhh denger nya lucu dan mau berkomentar “haloo, emang ada yang salah?apa salah nya sih kalo aku baca,share,update tentang ilmu yang berkaitan dengan nikah dan pasangan suami isteri,dll. Ilmu mah kapan aja dipelajari, jangan pas mau akan dilaksanakan baru deh seperti SKS (Sistem Kebut Semalem)” coba baca tulisan aku sebelum nya deh yang tentang “Jodoh dan Kematian”.

Hooo tapi aku tak hiraukan dan tak buat pusing lah, aku ini yang menjalaninya. Terserah mereka mau beranggapan apa...

“Semua itu adalah sebuah proses. Jika kita mau mengetahui kita mampu atau tidaknya terhadap sesuatu, berarti harus melakukan dan merasakan nya terlebih dahulu. Maka kita akan belajar sehingga kita bisa mengetahui bahwa kita sudah mampu atau tidak.” –CHP

Tangerang Selatan,

13 Januari 2013/01 Rabbi’ul Awwal 1434 H