Bismillaahirrahmaanirrahiim...

“Chin, lo kebelet nikah ya?”

“Chin, jangan galau2 lah statusnya tentang cinta terus”

“Chin, kamu udah punya calon suami yah? Anak mana? Jangan lupa undang2 aku pokonya yah”

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Berharap setiap perkataan-perkataan mereka menjadi do’a tersendiri untuk saya. Kita pun tidak ada yang tahu pas di do’a siapa yang Allah kabulkan. Maka jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan itu semua adalah “MOHON DO’A terbaik nya dari semua” Karena saya percaya setiap perkataan yang di ucapkan adalah do’a. Saya juga tidak mau me-ngelak terhadap apa yang sedang saya rasakan.

Tidak ada rasa malu untuk saya ketika memang harus membagi sesuatu ke mereka tentang pernak-pernik pernikahan, toh ini adalah sebuah ibadah yang dianjurkan Rasulullaah kan J

Di ketawain di tanya ini itu, ah itu sudah biasa ketika kita memilih proses yang tidak biasa dan jarang dilakukan oleh seumuran seperti diri saya ini. Ibadah ini bukan sebuah life style (siklus hidup) yang setiap orang pasti akan mengalami siklus nya nanti kalo udah dewasa *katanya*, tetapi menurut saya ini adalah sebuah perjalanan kehidupan yang baru yang juga harus dipersiapkan segalanya. Jadi, bukan sebuah proses yang mengalir begitu saja, seperti air. Bukankah air jika dialirkan begitu saja, ia akan bermuara ke daerah lebih rendah??

Tangerang Selatan, 17 Juni 2013