Catatan Hati Seorang Anak Magang (end)

9:55 PM

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Masa awal-awal PKL/Magang yang sudah saya ceritakan di tulisan saya sebelumnya Catatan Hati Seorang Anak Magang (1),Catatan Hati Seorang Anak Magang (2) membuat saya ketagihan melanjutkan kembali cerita pengalaman pertama saya kerja kantoran.

Menit, jam, hari berjalan tak terasa sampai pada akhirnya ± 1 bulan saya kerja disana. Banyak yang membuat saya menjadi tahu mengenai hal saat itu. This is the real world! Dunia pekerjaan yang menjadi sebenar-benarnya kenyataan hidup yang ternyata tidak semudah belajar teori, dimana saat kita praktek langsung di lapangan dituntut untuk gercep (gerak cepet). Mandiri, inisiatif, dan inovatif. Banyak gesekan-gesekan yang membuat jenuh bahkan sampai kesal hanya karena pekerjaan.

Well, itu semua pasti harus dijalani dan menjadi salah satu bahan pembelajaran untuk kita semua. Terlebih ketika saya tahu kalau perusahaan yang saat itu saya bekerja adalah perusahaan swasta yang pemilik nya itu orang Chinese/Tiongkok. Tau sendiri kan gimana sistem dan nilai perusahaan itu kalau atasannya aja bukan orang Muslim? Ya, hal itu saya baru ketahui ketika saya baca-baca tentang sejarah perusahaan disana. Dari General Manager sampai staf disana pun kebanyakan dari kawan mereka (baca : Chinese, Katolik, Kristen) dan walaupun memang ada sebagian yang juga dari saudara kita (baca : Muslim)

Saya mulai kurang nyaman dengan kondisi seperti saat itu, saya merasa sangat asing di kantor. Benar kata Rasulullaah bahwa kita (orang-orang Islam) orang asing di dunia. Karena itu kita paling mudah di kenali. Seperti saya di kantor saat itu, keasingan saya membuat saya disana itu mudah dikenali. Kenapa?? Karena (hanya) saya yang memakai pakaian muslimah :D

 bersama manager dan staf marcomm

Ketidak nyamanan saya semakin bertambah ketika saya tahu bahwa setiap hari Jum’at ada kegiatan ibadah rutin mereka yaitu semacam nyanyi-nanyi pake lilin *saya lupa namanya* “ooohh Allah lindungilah selalu saya” do’a saya dalam hati.  Saya amat tidak nyaman sekali, dan ada rasa tidak betah karena merasa berada di rumah orang.

Saya berusaha mengambil pelajaran dari pengalaman kerja praktek ini. Daaann inilah yang namanya da’wah profesi, bagaimana agar kita tidak terwarnai oleh mereka tapi justru kita lah yang mewarnai mereka dengan prinsip-prinsip yang kita pegang yaitu ajaran Islam. Hal tersebut, tidak membuat saya menjauhi mereka tetapi justru saya melihat juga suatu pembelajaran dari mereka tentang pekerjaan. Bagaimana mereka bisa me-maintenance, menjaga profesionalisme, dan komitmen dalam bekerja. Ini dia KOMITMEN! Saya mendapat pelajaran lagi tentang komitmen. Dengan komitmen kita bisa fokus dengan apa yang kita kerjakan dan berhasil dengan sukses dan memuaskan.

Hati saya terus tergugah untuk selalu belajar dengan siapapun, ya seperti saat itu saya belajar dari Manager tempat kerja saya yang cerdas dan pintar walalupun dia berbeda prinsip dengan saya. Ini semua membuat saya semakin termotivasi untuk terus belajar, harus cerdas, harus pintar.  Semakin semangat untuk tidak menjadi pesuruh orang asing dengan membuat lapangan pekerjaan dan perusahaan yang berprinsip sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits.

Alhamdulillaah tanggal 05 September 2014 lalu saya telah mengakhiri masa praktek kerja lapangan. Terhitung ± sebulan saya kerja kantoran yang mendapatkan banyak banget pelajaran dari perjalanan ini. Terima kasih kepada Allah yang telah membuat skenario indah bagi saya dengan bertemunya orang-orang baru di tempat kerja, untuk semua pihak yang telah membantu dan ikut kontribusi dalam praktek kerja lapangan saya, terutama untuk orang tua saya :)

Mohon do’a nya untuk saya agar bisa menyelesaikan laporan dan sidang PKL nya dengan lancar dan mudah, serta langkah awal saya untuk memulai skripsi di semester VII saat ini.  Semoga Allah membalas kebaikan semua dan memudahkan urusan masing-masing. Aamiin..

Ending Story~

Tangsel, 12 Okt 2014

You Might Also Like

0 comments

Blogger Perempuan

IHBlogger

Subscribe